top of page
  • Writer's picturePPI TIU

Jepang dan Korea: Serupa Tapi Tak Sama

Updated: Jun 29, 2021

Jepang dan Korea Selatan.


Dua negara tetangga yang terkenal dengan keunikan masing-masing, mulai dari makanannya, objek wisata, hingga pop culture mereka. Kedua negara ini juga merupakan negara yang cukup banyak dijadikan tujuan belajar impian banyak orang, lho! Karena itu, PPI TIU mengadakan bincang budaya yang bertujuan untuk bertukar insights dari kedua siswi yang tengah menempuh pendidikan mereka di Jepang dan Korea Selatan.


Bincang Budaya kali ini dihadiri oleh Fanie Rahardja dari Tokyo International University (Jepang) dan Tania Anddervina dari Handong Global University (South Korea). Pembicaraan mereka dimulai dengan culture shock pertama yang mereka rasakan di kedua negara Asia Timur tersebut. Salah satu perbedaan terbesar dengan Indonesia bagi mereka adalah ketepatan waktu. Baik Fanie, maupun Tania mengakui bahwa di Indonesia, datang telat ketika janjian adalah hal yang biasa. Namun, beda hal nya di Korea dan Jepang, di mana mereka sering merasa was-was takut membuat orang lain menunggu karena budaya on time.


Kemudian, kedua narasumber berbicara mengenai persamaan dan perbedaan dari universitas mereka. Beberapa hal seperti living cost, campus life, bahkan waktu winter holiday dan summer break pun tergolong mirip, namun terdapat perbedaan yang unik dari segi akademis. Mengenai kelas bahasa, Fanie bercerita bahwa di Tokyo International University, kelas bahasa Jepang hanya perlu diambil waktu tahun pertama dan tergantung kemampuan masing-masing yang diukur dari placement test. Sedangkan di Handong Global University, tempat Tania kuliah, mereka diwajibkan untuk mengambil 4 kelas bahasa Korea. Tentunya, hal ini adalah salah satu keuntungan dari berkuliah di luar negeri. Kita bisa menambah wawasan dan menguasai bahasa asing!


Mengenai jumlah kelas yang ditawarkan, Fanie menjelaskan bahwa di universitasnya terdapat tiga jurusan yang diajarkan dalam bahasa Inggris, yaitu Digital Business and Innovation (DBI), Business Economics (BE), dan International Relations (IR). Meskipun demikian, siswa DBI bisa mengambil beberapa jurusan yang ditawarkan IR. Ditambah lagi, jika memenuhi persyaratan, siswa bisa berganti jurusan. Misalnya, jika siswa IR ingin berganti jurusan ke BE, mereka bisa menghubungi bagian akademik universitas.


Tania mengatakan bahwa situasi di sekolahnya mirip. Namun, karena pilihan untuk kelas yang diajarkan dalam bahasa Inggris di universitasnya masih tergolong sedikit, mereka diberi sedikit kelonggaran. Tania berkata bahwa mereka bisa ‘membuat’ jurusan sendiri, dengan cara mengambil credit dari universitas lain, dari online courses yang terdaftar, ataupun dari exchange semester. Tetapi Tania menambahkan bahwa hal ini harus atas persetujuan dari bagian akademis, seperti dosen pembimbing.


Nah, itu dia pembicaraan menarik antara Fanie dan Tania, kedua siswi yang sedang menempuh pendidikan di negara asing, yaitu Jepang dan Korea Selatan. Untuk para pembaca yang penasaran mengenai pembicaraan full mereka, yang pastinya sangat informatif dan menarik, bisa mengunjungi instagram PPI TIU. Nantikan juga Bincang Budaya selanjutnya, ya!


Terima kasih atas perhatiannya.

Salam Hangat,



Tim Biro Pers PPI TIU.



24 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page