top of page
  • Writer's picturePPI TIU

Menaklukkan Dualitas Perkuliahan dan Part-Time Job

Tokokudai Interviews: Devin Julius Anggasurya dan Birgitta Verlyna Laopatty

April Edition


Kehidupan perkuliahan yang padat sering kali memunculkan keraguan bagi mahasiswa TIU untuk merangkul dunia part-time job atau アルバイト (arubaito). Memilih untuk menjalani peran ganda sebagai mahasiswa dan pekerja part-time tidaklah hanya tentang membagi waktu, tetapi juga mengalokasikan energi dan fokus yang berharga. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjalanan yang menginspirasi dari 2 mahasiswa TIU (Tokyo International University) dalam menaklukkan dualitas ini, mulai dari alasan di balik keputusan mereka, menggali suka-duka yang mereka hadapi, serta menjelajahi strategi yang mereka terapkan untuk mengelola waktu dan stres.


Narasumber 1: Devin Julius Anggasurya (IR Fall 2022)


Dengan batasan 28 jam per minggu bagi para pemegang visa pelajar yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang, Devin memutuskan untuk memaksimalkan kesempatan tersebut dengan menjalani part-time job di 2 restoran yang berbeda. Ada tiga hal yang menjadi dorongan utama bagi Devin untuk memilih arubaito: keinginan untuk membantu membayar uang kuliah, menambah uang jajan agar bisa menikmati kehidupan di Jepang dengan lebih bebas, serta belajar mengatur waktu dan bekerja keras. Bagi Devin, mencari arubaito di luar kampus bukanlah hal yang terlalu sulit selama ada niat dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru. Terlebih lagi, dengan banyaknya orang Indonesia yang ada di TIU, informasi mengenai lowongan kerja dan kesempatan untuk masuk melalui jalur rekomendasi staf juga cukup mudah diperoleh.

Melalui pengalaman bekerja part-time sambil berkuliah, Devin belajar lebih dalam tentang pentingnya menentukan prioritas dalam mengatur jadwal. Dia juga sangat menganjurkan para mahasiswa TIU untuk memeriksa dan menentukan kelas-kelas yang akan diambil semester berikutnya secepat mungkin agar dapat menyesuaikan jadwal untuk arubaito dengan lebih baik. Yang terakhir, namun tidak kalah pentingnya, adalah belajar Bahasa Jepang. Memiliki kemampuan berbahasa Jepang yang mumpuni akan membuka lebih banyak peluang dan mempermudah proses adaptasi terhadap tugas maupun lingkungan tempat bekerja part-time.



Narasumber 2: Birgitta Verlyna Laopatty (DBI Fall 2022)


Dengan keinginan untuk bisa membiayai berbagai hobi yang ia geluti dengan penghasilan sendiri dan mempelajari hal-hal praktikal yang tidak diajarkan di kelas, Vee mengikuti SLI (Student Leadership Internship) yang diadakan TIU dan bekerja di kampus sebagai salah satu leader di LC (Learning Commons). Pengalaman bekerja part-time sambil berorganisasi menjadi keunikan tersendiri dari pekerjaan ini. Selain itu, lingkungan kerja yang internasional dan juga teman kerja sebaya, memberikan Vee kebebasan dan kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai negara. Namun, proses untuk menjadi bagian dari LC bukanlah perjalanan yang mudah. Dengan proses seleksi dokumen dan wawancara yang ketat dan kompetitif, membuat Vee berkali-kali merefleksikan keinginan, tujuan, dan komitmennya pada tanggung jawab dari arubaito ini.


Mengatur waktu dengan baik merupakan kunci dari manajemen stressnya. Bagi Vee, membuat jadwal bukan hanya tentang seberapa pintar ia memasukan sebanyak mungkin hal yang bisa dilakukan dalam jangka waktu tertentu, tapi juga memahami batas kemampuan mental dan fisik yang dimilikinya. Selain itu, mengenal kekurangan diri sendiri sangatlah berpengaruh pada keberhasilan perjalanan dualitas ini. Sebagai contoh, dengan menyadari kekurangannya sebagai seseorang yang pelupa, Vee selalu berusaha untuk menulis selengkap mungkin detail dari kegiatan dan tugasnya agar tidak ada yang terlewat.


Melalui kisah Devin dan Vee, tergambar dengan jelas bahwa menjalani dualitas antara perkuliahan dan part-time job di Jepang bukanlah perkara mudah. Namun, dengan memiliki tujuan, usaha, komitmen yang kuat, dan manajemen waktu yang baik, keduanya berhasil mengatasi segala tantangan dan rintangan yang dihadapi. Pengalaman ini bukan hanya membantu mereka membiayai kebutuhan finansial, tetapi juga menjadi kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan penting seperti manajemen waktu, kerja keras, dan adaptasi. Melalui perjuangan dan pencapaian mereka, kita dipacu untuk berusaha terus-menerus mengejar impian, menghadapi tantangan, dan memanfaatkan setiap pengalaman sebaik mungkin.


Salam Hangat,

Theofila Jessica Shianto

Anggota Tim Biro Pers PPI TIU 23/24

41 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page