top of page
  • Writer's picturePPI TIU

PRESS RELEASE : MONTHLY WEBINAR PPI TIU X Jessica Farolan, S. Psi

Updated: Apr 5, 2021



“Seberapa pentingnya sih kesehatan mental dibanding kesehatan tubuh?” Mungkin kita sering menjumpai pertanyaan seperti ini di internet. Beberapa tahun belakangan ini, kesadaran akan kesehatan mental atau mental health awareness mulai diperhatikan oleh orang-orang, terutama generasi muda. Sebagai respon akan pentingnya kesehatan mental, PPI TIU mengangkat tema ini untuk monthly webinar pertama di tahun 2021. PPI TIU menggandeng seorang narasumber, Jessica Farolan, S. Psi, seorang Psychological Health Trainer dan mengadakan webinar berjudul “Self Care: Improve Ourself During the Pandemic”.


Dari judulnya, bisa dilihat bahwa webinar ini sangat relevan untuk semua orang di masa pandemi ini. Siapa yang tidak mau mengenal dirinya dengan lebih baik dan berkembang? Lalu bagaimana kita bisa mengaitkan mental health dengan self-growth kita? Bukan hanya pada masa pandemi saja, tapi kapanpun dan dimanapun. Gangguan psikologis bisa menyerang siapa saja tanpa kenal waktu dan tempat. Baik di rumah pun selama pandemi, gangguan psikologis kerap menyerang akibat keterbatasan kita dalam berinteraksi dengan sesama dan beberapa hal yang terjadi di saat itu.


Hal ini dianggap wajar oleh narasumber, yang mengatakan bahwa apa yang kita pikirkan, dan emosi yang kita rasakan, seringkali bisa menyerang kondisi fisik kita loh! Narasumber menjelaskan di awal webinar bahwa pikiran, tubuh, dan jiwa saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Hal ini tentunya perlu diketahui agar kita tidak meremehkan kesehatan mental kita.


Namun, selain sikap meremehkan, kadang kita juga bisa bertindak berlebihan atas respon kita terhadap emosi yang kita rasakan. Narasumber bercerita dari pengalamannya bahwa kadang Ia menjumpai orang-orang yang salah ‘melabeli’ dirinya. Akibat dari sering mencari-cari sendiri gejala dan penyebab sesuatu di internet, kadang kita melakukan self-diagnosis. Nah, hal itulah yang bisa memperparah beban pikiran kita.


Lalu, tindakan apa yang seharusnya kita lakukan? Narasumber menekankan bahwa tindakan yang tepat adalah mencari bantuan dari orang-orang yang profesional, seperti psikolog atau psikiater, agar bisa mendapatkan diagnosa yang akurat. Namun, kita juga bisa kok, mencari bantuan dari teman dekat ataupun keluarga yang bisa memberi support maupun memberi usulan terbaik untuk diri kita masing-masing. Tapi, yang harus digaris bawahi adalah untuk melihat ke diri kita sendiri atau self-reflect, apakah kita sudah meluangkan energi kita ke arah yang positif?


Salah satu hal yang bisa kita lakukan di masa pandemi, di tengah keterbatasan kita untuk keluar dan berinteraksi, adalah meningkatkan kesadaran akan hal-hal yang selama ini cenderung kita hindari. Narasumber menjelaskan di presentasinya bahwa kita harus men-charge sumber energi kita. Apa saja sumber energi itu? Mulai dari tubuh, dengan istirahat yang cukup dan berolahraga, dan juga makan makanan sehat; emosi, dengan lebih mengapresiasi dan mengekspresikan segala emosi positif; mental, dengan memfokuskan diri kepada hal-hal positif yang bisa dikontrol, bukan hal negatif yang di luar jangkauan kemampuan kita; dan terakhir, spiritual, yaitu menemukan makna dalam keresahan kita, untuk dapat membuat karya yang membangun.


Untuk itu, sudah saatnya kita memperhatikan diri kita dan kesehatan mental kita. Jangan sampai pandemi ini, maupun hal-hal lainnya mengalihkan kita dari hal-hal baik yang kita sudah miliki dan yang bisa kita capai kedepannya. Rasa sedih, lesu dan stress, memang tidak bisa hilang dalam sekejap mata, tapi kita juga punya kekuatan untuk meminimalisir hal-hal ini dengan cara fokus ke hal positif. Terakhir, ingat bahwa you are not alone dan bantuan akan selalu ada jika kita mau berusaha untuk mencarinya.




Salam Hangat,



Tim Biro Pers PPI TIU.

54 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page