top of page

Aktivitas Ekstrakurikuler Kampus: Wadah Kreasi, Prestasi, dan Networking

Writer's picture: PPI TIUPPI TIU

Tokokudai Interviews: Shafi Danendra

November Edition


Kesempatan untuk mengembangkan diri dapat diraih melalui banyak cara, salah satunya dengan aktif terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler atau klub di kampus. Keterlibatan ini tidak hanya membuka peluang untuk memperluas wawasan, tetapi juga memperkuat jejaring sosial dan melatih berbagai keterampilan. Untuk memberikan gambaran lebih mendalam, kami mewawancarai Shafi danendra , mahasiswa tahun kedua jurusan Hubungan Internasional di Tokyo International University (TIU), Jepang, yang aktif dalam klub musik kampus yakni Tiny Love. Melalui wawancara ini, Shafi berbagi pengalaman dan pandangannya mengenai pentingnya aktivitas ekstrakurikuler bagi pengembangan diri, khususnya bagi mahasiswa internasional di Jepang.



Klub atau komunitas apa yang Anda ikuti dan apa yang membuat Anda bergabung dengan mereka?

Saya saat ini tergabung dalam klub musik bernama Tiny Love. Alasan saya bergabung adalah karena sejak SMA, saya aktif dalam klub musik dan ingin melanjutkan minat tersebut selama masa perkuliahan. Selain itu, sebagian besar apartemen di Jepang memiliki aturan yang melarang bermain alat musik. Oleh karena itu, Tiny Love menjadi wadah yang tepat untuk menyalurkan hobi saya. Hal lain yang menarik perhatian adalah konser musik yang diadakan setiap semester, di mana saya memiliki kesempatan untuk tampil bersama anggota klub lainnya.


Keterampilan apa yang Anda peroleh dari berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang menurut Anda tidak akan Anda pelajari di dalam kelas? 

Melalui keanggotaan di Tiny Love, saya memperoleh banyak keterampilan yang tidak bisa saya pelajari di ruang kelas. Salah satunya adalah kemampuan bermusik, termasuk mempelajari alat musik baru yang sebelumnya belum pernah saya kuasai. Fasilitas yang memadai dan dukungan dari anggota klub sangat membantu saya dalam proses pengembangan keterampilan tersebut. Selain itu, saya juga meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang, khususnya dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Sebagai satu-satunya mahasiswa internasional di klub, saya banyak berkomunikasi dengan anggota lain dalam bahasa Jepang. Pengalaman ini memberikan pelatihan langsung yang tidak dapat saya peroleh dari pelajaran formal.  


Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler membantu Anda mendapatkan koneksi atau teman di universitas?  

Keikutsertaan dalam Tiny Love telah membuka banyak peluang untuk membangun hubungan pertemanan. Saya berkesempatan bertemu dan berinteraksi dengan mahasiswa Jepang, beberapa di antaranya menjadi teman dekat. Kami sering menghabiskan waktu bersama di luar kegiatan klub, seperti berkumpul atau melakukan aktivitas lainnya. Pengalaman ini memberikan kesempatan untuk menjalin relasi yang lebih personal dan mendalam dibandingkan melalui interaksi di ruang kelas.  


Tantangan apa yang Anda hadapi saat berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana Anda mengatasinya? 

Pada awalnya, saya menghadapi tantangan dalam hal komunikasi, karena para anggota klub cenderung tidak langsung terbuka. Saya juga merasa terbatas dengan kemampuan bahasa Jepang saya saat itu. Namun, tantangan ini perlahan teratasi melalui partisipasi aktif dalam kegiatan klub, seperti nomikai (kumpul-kumpul) dan gasshuku (retret klub untuk latihan bersama). Aktivitas-aktivitas ini memberikan kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih dekat. Seiring waktu, interaksi dengan anggota klub menjadi lebih akrab, dan kini saya sangat menikmati setiap kegiatan yang diadakan.  


Bagaimana Anda menyeimbangkan antara tanggung jawab akademis Anda dengan komitmen Anda terhadap kegiatan ekstrakurikuler?

Saya merasa cukup mudah untuk menyeimbangkan tanggung jawab akademis dengan aktivitas klub. Kegiatan Tiny Love dijadwalkan dua kali seminggu setelah jam kuliah selesai, sehingga tidak mengganggu waktu belajar saya. Dengan manajemen waktu yang baik dan prioritas yang jelas, saya mampu menjalankan keduanya secara optimal.  


Apa yang akan Anda katakan kepada seseorang yang ragu-ragu atau tidak yakin untuk bergabung dengan klub atau kegiatan ekstrakurikuler? 

Saya sangat menyarankan mahasiswa untuk bergabung dalam klub atau kegiatan ekstrakurikuler, terutama jika mereka berkuliah di luar negeri. Klub tidak hanya menjadi tempat untuk menyalurkan minat dan hobi, tetapi juga sarana untuk membangun jaringan sosial dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang. Selain itu Shafi menambahkan, kegiatan klub juga dapat berfungsi sebagai sarana pelepas stres dari rutinitas akademik. Bagi mereka yang merasa ragu, saya menyarankan untuk mengajak teman bergabung bersama agar proses adaptasi menjadi lebih mudah dan menyenangkan.


Dari pengalaman Shafi, terlihat bagaimana aktivitas ekstrakurikuler dapat memberikan dampak positif yang signifikan, baik dalam pengembangan keterampilan pribadi, kemampuan sosial, maupun adaptasi budaya. Melalui keikutsertaannya dalam klub musik Tiny Love, Shafi tidak hanya mampu menyalurkan hobi bermusik, tetapi juga memperluas jejaring pertemanan lintas budaya dan meningkatkan kemampuan bahasa Jepang sehari-hari.


Kisah dan tips yang dibagikan Shafi menjadi inspirasi sekaligus panduan berharga bagi mahasiswa lainnya, khususnya mereka yang ragu-ragu untuk bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler. Aktivitas ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk bersosialisasi, tetapi juga menjadi wadah untuk mengembangkan potensi diri. Dengan semangat dan manajemen waktu yang baik, siapa pun dapat memaksimalkan pengalaman di luar kelas dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan selama masa perkuliahan.


Salam Hangat,

Nathaniel Garviandra Putra

Anggota Tim Biro Pers PPI TIU 23/24

3 views0 comments

Recent Posts

See All

Σχόλια


© 2024 by PPI TIU

ALL RIGHTS RESERVED

Last updated on 26 November, 2024

bottom of page