top of page
  • Writer's picturePPI TIU

JLPT: Investasi Berharga untuk Masa Depan Karir Mahasiswa

Tokokudai Interviews: Ayaka Kinoshita dan Dylan Christopher Permadi

July Edition


Sebagai mahasiswa yang belajar di Jepang, kita tentunya tidak asing dengan Japanese Language Proficiency Test atau yang banyak orang tahu sebagai (JLPT). JLPT ini sangat berguna bagi orang-orang yang ingin bekerja ataupun tinggal di Jepang. Dengan adanya sertifikat JLPT, kalian bisa memberikan pernyataan keahlian berbahasa Jepang. Ayaka Kinoshita dan Dylan Christopher Permadi, atau biasa dipanggil Ayaka dan Dylan, adalah mahasiswa tahun ke-4 dan ke-3 jurusan Business Economics (BE) dan Digital Business Innovation (DBI) di Tokyo International University. Mereka berbagi pengalaman dan strategi dalam mempersiapkan tes JLPT serta memberikan gambaran tentang tes JLPT.


Pengalaman Tes JLPT 

Menurut Ayaka, ikut tes JLPT adalah hal yang menantang karena ada tekanan yang dirasakan di mana dia harus mengerjakan banyak soal dalam waktu singkat. Dari sini, Ayaka harus bisa mengatur waktunya, ditambah dengan suasana ruangan yang menegangkan yang membuat tes JLPT sangat penting. Berbeda dengan Dylan, menurutnya mengikuti ujian sertifikasi seperti JLPT memang tidak lepas dari perasaan gugup. Biaya yang sudah dikeluarkan dan frekuensi ujian yang hanya enam bulan sekali membuatnya merasa harus memberikan yang terbaik. Namun, di balik tekanan tersebut, ada motivasi yang besar untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan. Proses persiapan ujian ini juga menjadi ajang untuk mengidentifikasi kekurangan kita dan menentukan langkah selanjutnya untuk mencapai tujuan.


Persiapan Diri Tes JLPT

Dari pengalaman Ayaka mempersiapkan diri, Ayaka dibantu oleh kelas bahasa Jepang yang diadakan oleh kampus, di mana dalam kelas tersebut terkadang diadakan review JLPT dan melakukan mock test JLPT sebelum ujian. Selain dari kelas, Ayaka pun tak luput belajar sendiri selama satu bulan menggunakan buku JLPT dan mengerjakan banyak soal latihan. Ayaka juga belajar dari terakoya selama pembelajaran JLPT untuk membahas lebih detail tentang materi yang sebelumnya sudah diajarkan.


Sementara itu, setelah menyelesaikan Advanced Japanese 2 di TIU, Dylan merasa sangat beruntung bisa belajar bahasa Jepang di lingkungan yang kondusif. Kurikulum yang disajikan sangat baik, dengan materi yang disesuaikan dengan standar JLPT. Namun, menurut Dylan, belajar bahasa Jepang tidak hanya sebatas lulus ujian. Oleh karena itu, Dylan juga melengkapi pembelajarannya dengan fokus pada keterampilan hidup seperti berbicara dan menulis. Dengan cara ini, Dylan dapat mengaplikasikan pengetahuan bahasa Jepang yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi.


Rintangan Dalam Mempersiapkan JLPT

Salah satu tantangan terbesar dalam mempersiapkan JLPT menurut Dylan adalah menjaga konsistensi. Belajar bahasa Jepang memang tidak mudah, apalagi jika harus dilakukan secara mandiri. Namun, semangat untuk menguasai bahasa Jepang terus membara dalam diri Dylan. Betapa bangganya kita saat dapat berkomunikasi dengan penutur asli bahasa Jepang menggunakan bahasa mereka. Apresiasi yang kita terima tentu akan menjadi motivasi tambahan untuk terus belajar dan berkembang.


Rintangan yang dihadapi Ayaka yang paling sulit adalah keinginan untuk belajar dan mencari sumber buku atau soal latihan yang dapat membantu Ayaka dalam memahami materi JLPT. Untuk memaksimalkan persiapannya, Ayaka berinisiatif mengajak teman sejawat yang juga mengikuti JLPT untuk belajar bersama. Dengan saling bertukar pengetahuan dan sumber belajar, mereka dapat saling membantu mengatasi kesulitan dan memperkuat pemahaman materi. "Kami memanfaatkan soal-soal latihan dari kelas, buku-buku referensi yang direkomendasikan oleh guru JLI, serta pengalaman teman yang sudah lulus JLPT."


Saran Mengatasi Gugup Mengerjakan JLPT

Menurut Dylan, menjelang hari pelaksanaan JLPT, rasa gugup adalah hal yang wajar. Namun, terlalu memikirkan ujian justru bisa membuat kita semakin cemas. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberikan waktu untuk diri sendiri sehari sebelum ujian. Dylan berpesan untuk tetap belajar seperti biasa, tetapi jangan terlalu memaksakan diri. Berikan waktu untuk bersantai dan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Dengan pikiran yang tenang, kita bisa menghadapi ujian dengan lebih percaya diri.


Berbeda dengan Dylan, persiapan matang Ayaka adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi JLPT. Dengan belajar secara intensif sejak dini, kita dapat menguasai materi dengan baik dan merasa percaya diri saat mengerjakan soal-soal latihan. Selain itu, menjaga kesehatan mental dan fisik juga sangat penting. Dengan pikiran yang tenang dan tubuh yang fit, kita dapat fokus mengerjakan soal-soal ujian secara optimal. Ingatlah untuk selalu berpikir positif dan percaya pada kemampuan diri sendiri.


Manfaat Yang Didapatkan Setelah Ikut JLPT

Menurut Ayaka, memiliki sertifikat JLPT bukan hanya sekedar selembar kertas, tetapi juga menjadi 'tiket emas' menuju peluang kerja yang lebih luas, terutama di Jepang. Bagi Ayaka, JLPT bukan hanya ujian, melainkan juga sebuah tolak ukur untuk mengukur sejauh mana kemampuan berbahasa Jepang yang telah ia kuasai. Selain itu, persiapan untuk ujian ini juga menjadi motivasi tersendiri untuk terus meningkatkan kemampuan bahasa Jepang Ayaka.


Sementara itu, bagi Dylan, JLPT telah menjadi langkah penting dalam perjalanan akademisnya. Sertifikat JLPT tidak hanya menjadi persyaratan untuk masuk universitas impian, tetapi juga menjadi bukti nyata dari kemampuan bahasa Jepang yang dimilikinya. Melalui ujian ini, Dylan dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ia tingkatkan, sehingga proses belajarnya menjadi lebih terarah dan efektif.


Salam Hangat,

Nathaniel Garviandra Putra

Anggota Tim Biro Pers PPI TIU 23/24

26 views0 comments

Comments


bottom of page