top of page
  • Writer's picturePPI TIU

Info Terkini Terkait COVID-19 di Jepang

Updated: Feb 28, 2021


Tahun 2020 sudah berakhir, tetapi pandemi ini belum. Kasus COVID-19 per harinya pun masih fluktuatif di berbagai negara. Lalu bagaimana keadaan penyebaran coronavirus di Jepang? Apakah membaik atau justru sebaliknya?


Hari ini, COVID-19 atau coronavirus bukanlah hal yang asing lagi. Di seluruh penjuru dunia, protokol-protokol kesehatan untuk melawan virus ini sudah diterapkan, tetapi kasus COVID-19 masih fluktuatif. Maka dari itu, beberapa negara seperti Jepang, mengambil tindakan yang ekstrem dan kembali menerapkan state of emergency atau status darurat. Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, menyatakan status darurat akan dimulai dari 8 Januari hingga 7 Februari 2021 untuk Tokyo dan tiga prefektur lainnya, termasuk Saitama. Pemerintah menerapkan beberapa peraturan yang wajib diikuti, seperti perusahaan-perusahaan menerapkan work from home dan mengurangi populasi karyawan hingga 70%. Selain itu, pemerintah meminta restoran dan bar tutup pada pukul 8 malam JST, dan masyarakat juga dihimbau untuk tetap di rumah kecuali ada urusan mendesak.


Lalu tahukah kalian? Suga menekankan bahwa pemerintah Jepang akan memberikan bantuan sebesar 1.8 juta yen (243 juta rupiah) bagi restoran-restoran yang menuruti kebijakan ini loh! Tetapi, restoran yang tidak membatasi opening hours akan diumumkan kepada masyarakat publik. Walaupun status darurat kembali diterapkan, sekolah dan pusat perbelanjaan tetap diperbolehkan untuk beroperasi. Suga menegaskan jika kasus coronavirus di Tokyo belum berhasil ditekan hingga 500 kasus per hari, maka status darurat akan diperpanjang.


Nampaknya kesabaran adalah salah satu hal yang penting dalam menanggapi wabah coronavirus. Salah satu dampak yang nyata dialami beberapa teman kami dari berbagai negara yang berencana untuk memasuki Jepang di awal tahun 2021. Dikarenakan terdeteksinya variasi coronavirus terbaru yang dibawa oleh empat orang pengunjung dari Brazil dan kasus COVID-19 yang masih tinggi per harinya, keberangkatan mereka mengalami sedikit penundaan. Hal ini tentunya sangat disayangkan, namun kita harus menghargai usaha pemerintah Jepang untuk menekan peningkatan angka pasien positif COVID-19 dan tetap semangat!


Walaupun tahun 2020 sudah berlalu, pandemi ini belum berakhir. Anggota dewan eksekutif Asosiasi Medis Jepang, Satoshi Kamayachi, memperkirakan bahwa tidak cukup waktu membatasi lonjakan infeksi sehingga kita perlu mengurangi lebih banyak kontak manusia untuk mengurangi angka pasien positif COVID-19. Oleh karena itu, sangat disarankan agar kita semua tetap melakukan social distancing, menjaga kesehatan, dan mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, mahasiswa/i TIU harus menyiapkan diri untuk semua kemungkinan, termasuk penerapannya kembali online classes atau pembelajaran daring.



Salam Hangat,



Tim Biro Pers PPI TIU.

 

Sources:

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page