top of page
Writer's picturePPI TIU

Mengenal Lebih Dekat Senior PPI TIU Tahun ke-4

Tokokudai Interviews: Anisah Yoshida Assegaf

June Edition


Dalam hitungan hari, kami akan menuju akhir tahun akademis 2023/2024, dan teman-teman PPI TIU tahun akhir akan bertemu kembali di bulan Agustus untuk wisuda mereka. Salah satunya adalah Anisah Yoshida Assegaf, atau dikenal lebih dekat sebagai Ayosh. Ayosh adalah mahasiswa tahun ke-4 jurusan International Relations (IR) di Tokyo International University (TIU) yang akan menyelesaikan studinya pada tahun 2024. Selain aktif dalam sisi akademik, Ayosh juga berperan sebagai content creator dan pemilik beberapa bisnis online yang meliputi travel, busana Muslim, dan cemilan Indonesia. Dibesarkan oleh ibu berdarah Jepang, Ayosh memiliki bahasa pertama Jepang dan meraih sertifikasi level N3 dalam Japanese Language Proficiency Test (JLPT) empat tahun lalu. Saat ini, ia sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian tingkat N1 tahun depan.



Memilih Jurusan IR: Keputusan yang Menginspirasi

Untuk teman-teman yang mungkin tertarik dengan jurusan IR, Ayosh memiliki cerita inspiratif di balik keputusannya sebagai mahasiswa IR. Ayosh memilih jurusan tersebut berdasarkan latar belakang keluarganya yang beragam serta cita-citanya untuk mengejar pendidikan dan karier di luar negeri. "Sejak SMP, saya sudah tertarik dengan jurusan IR karena latar belakang keluarga saya yang beragam dan impian saya untuk belajar dan bekerja di lingkungan multikultural," ungkap Ayosh. Baginya, IR menawarkan peluang karier yang luas di bidang diplomasi, organisasi internasional, dan kebijakan luar negeri, yang memerlukan kemampuan komunikasi yang kuat dan potensi untuk memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat. Oleh karena itu, Ayosh sangat yakin dalam memilih jurusan tersebut.


Rencana Setelah Lulus dari TIU

Setelah meraih gelar sarjana dari TIU di bulan delapan, Ayosh berencana untuk mengembangkan bisnis-bisnisnya di Indonesia. Selain itu, ia juga bermaksud melanjutkan pendidikan ke tingkat magister dan mencari peluang karier di organisasi internasional atau beberapa institusi yang berhubungan dengan IR.


Persiapan untuk Karier: Peran Pendidikan dan Pengalaman di TIU

Pendidikan dan pengalaman di TIU telah memberikan Ayosh bekal yang berharga untuk memasuki dunia kerja. Selama masa pandemi, setengah dari waktu kuliahnya dihabiskan secara online, dan berkali-kali rencana untuk ke Jepang harus tertunda. “Pengalaman ini telah menguji mental dan tenaga saya pada saat itu, namun saya tidak menyesali pengalaman tersebut” tutur Ayosh. Sejak tiba di Jepang, dia bertemu dengan teman-teman Indonesia dan orang asing yang sangat baik dan perhatian–hal yang sebelumnya tidak pernah dialaminya karena bersekolah di sekolah negeri sejak kecil. Dia juga bersyukur dengan komunitas Indonesia di TIU yang solid, selalu siap membantu ketika dia mengalami kesulitan atau saat sakit.

Selain itu, dia mengambil beberapa アルバイト (arubaito) atau part-time job, seperti di Chinese restaurant, Onitsuka Tiger, dessert factory, menjadi tour-guide untuk klien Indonesia, dan mendapat kesempatan magang di LVMH Dior. Pengalaman ini tentu sulit didapat jika dia tidak berkuliah di Jepang. Terlebih dari itu, Ayosh merasa menjadi lebih mandiri dalam mengurus segala hal seperti visa, apartemen, dan keuangan sendiri. Semua pengalaman tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukan karakternya hingga sekarang. Di TIU, ia tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis melalui part-time job dan magang, tetapi juga belajar dari dosen-dosen terkemuka seperti Prof. Shin, Prof. Stephanie, dan Prof. Lucas, yang menjadi langkah penting dalam membangun karier masa depannya.


Pengaruh Signifikan dari TIU

Ayosh sangat berterima kasih kepada para profesor di TIU, terutama Prof. Shin, Prof. Stephanie, Prof. Lucas dan para profesor lainnya di jurusan IR, yang telah banyak membantunya. Para profesor tersebut juga selalu bersedia memberikan surat rekomendasi yang membantu Ayosh diterima di tempat magangnya.

Dia juga merasa bahwa teman-temannya memberikan pengaruh yang sangat signifikan karena selalu ada di sisinya dan menjadi kenangan terbaik selama di TIU. "Pengalaman di TIU sangat membantu saya menjadi pribadi yang lebih baik, dan juga bertemu dengan profesor dan teman-teman yang peduli. Hidup jauh dari keluarga di Jepang tidak mudah, dan saya berharap dapat memberikan manfaat dengan pengalaman dan ilmu saya kepada banyak orang di luar sana," ujarnya.


Keterampilan Berharga dan Pengembangan Diri

Selama masa kuliah di TIU, Ayosh menjelaskan bahwa skill yang paling berharga yang diperolehnya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan beragam budaya dan latar belakang. Pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasannya tentang dunia, tetapi juga meningkatkan kemampuan interpersonal serta keterbukaannya terhadap perbedaan. Menurutnya, sebagai mahasiswa baru, terdapat beberapa skill yang sangat penting untuk dikembangkan lebih lanjut. Pertama adalah kemampuan bahasa asing, terutama bahasa Inggris dan Jepang, yang dianggapnya krusial dalam konteks studi internasional. Selain itu, keterampilan interpersonal juga sangat ditekankan; kemampuannya dalam berkomunikasi secara efektif, terutama dalam bidang IR, telah dilatih melalui berbagai kegiatan seperti berpendapat, berdebat, dan menulis research paper. Ayosh juga menekankan pentingnya kemampuan manajemen waktu, yang menurutnya sangat diperlukan untuk seimbang antara tuntutan akademik dan kegiatan non-akademik seperti part-time job dan magang. Baginya, fondasi-fondasi ini juga penting karena telah mempersiapkannya untuk menghadapi tantangan di dunia profesional serta membantu dalam pengembangan kepribadiannya secara menyeluruh.


Pengaruh Kemampuan Bahasa Jepang (JLPT) dalam Karier

Kemampuan bahasa Jepang Ayosh, yang saat ini berada di level N3, memberikan keunggulan tambahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari di Jepang. "Meskipun JLPT tidak selalu menjadi syarat mutlak, kemampuan bahasa Jepang telah membuka banyak peluang, terutama dalam berinteraksi dengan perusahaan-perusahaan di Jepang," tambah Ayosh. Dia menjelaskan bahwa persyaratan kemampuan bahasa Jepang yang tinggi, seperti JLPT N1, umumnya diperlukan di banyak perusahaan besar seperti Onitsuka Tiger. Namun, dia juga mencatat bahwa banyak perusahaan startup asing yang masuk ke Jepang sekarang tidak terlalu memprioritaskan kemampuan bahasa Jepang. Ayosh mencontohkan pengalaman temannya yang sukses bekerja penuh di Jepang dengan menggunakan bahasa Inggris. Sebagai mahasiswa, Ayosh mengakui pentingnya memiliki pemahaman dasar bahasa Jepang untuk mengurus dokumen sehari-hari. Baginya, meskipun tidak perlu lancar, pemahaman yang memadai sudah cukup untuk bertahan di negara ini.


Advice untuk Mahasiswa TIU

Untuk menutupi wawancara, Ayosh menyampaikan semangatnya kepada teman-teman PPI TIU yang menjalani kuliah di kampus ini. "Pasti tidak mudah jauh dari keluarga, beradaptasi dengan lingkungan yang baru, dan mengurus segala hal sendiri, tetapi aku yakin pengalaman itu akan sangat berharga dan berguna dalam menghadapi kesibukan dan aktivitas di masa depan," pesannya. Dia menekankan pentingnya mencari part-time job atau magang saat tahun ketiga untuk membangun portofolio, serta mengambil lisensi online sebagai tambahan kualifikasi. Ayosh juga mendorong untuk memperluas jaringan dan berkenalan dengan banyak orang, karena menurutnya hal ini sangat berguna bagi perkembangan pribadi dan profesionalnya. "Empat tahun terasa singkat, jadi mari manfaatkan waktu semaksimal mungkin, fokus pada tujuan dan masa depan kita!" ujarnya dengan semangat.


Salam Hangat,

Kireina Ayasha Ridwan

Ketua Biro Pers PPI TIU 23/24

781 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page